Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert.
Pendidik bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan pada murid yang belum tahu menjadi tahu. Namun pendidik harus mampu mengantarkan murid memunculkan potensi yang ada pada dirinya. Sesuatu yang berharga adalah yang terbaik. Memunculkan potensi yang ada pada diri seseorang merupakan sesuatu yang berharga.
Tugas kita sebagai guru yang berpihak pada murid yaitu menciptakan pembelajaran yang memenuhi setiap kebutuhan murid, yang mampu memunculkan potensi yang dimiliki murid itu sendiri.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Perkenalkan saya Ratnawati, S. Pd. I CGP Angkatan 4 Kab. Cirebon unit kerja saya di SMPN 2 Suranenggala. Izinkan saya menulis kalimat di blog ini untuk memenuhi tugas 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.
الحمد لله رب العالمين saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan nikmat-Nya lah sehingga saya bisa sampai di tahap sekarang ini. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan pada Nabi Allah Muhammad ﷺ beserta para sahabat dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin.
Bagi saya, sampai di tahap modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran ini merupakan progress yang luar biasa. Semoga dengan menikmati prosesnya, maka akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Saya yakin Man Jadda WA Jadda (Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil).
Demikian kata pengantar dari saya. Selamat membaca.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Cirebon, 25 April 2022
Penulis.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Pendidikan menurut KHD. Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.
Pemikiran KHD di kenal dengan nama tiga semboyan yaitu : "Ing Ngarso Sung Tolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani ". Tiga semboyan pendidikan disebut Filosofi Pratap Triloka yang terdiri dari masing-masing mengandung arti. Ing Ngarso Sungtolodo artinya di depan menjadi contoh atau panutan, Ing Madyo Mangun Karso berarti di tengah membagun mototivasi dan Tut Wuri Handayani artinya dibelakang memberikan dorongan atau dukungan.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus betul-betul dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang berpihak pada murid. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki murid.
Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran guru harus mampu memposisikan kapan menjadi Ing Ngarso Sungtolodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Sehingga murid merasa nyaman dan diharapkan bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh Guru Penggerak yaitu : Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada Murid. Nilai-nilai tersebut sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang dipilihnya dalam pengambilan suatu keputusan.
Nilai Mandiri. Guru Penggerak mampu mendorong dirinya sendiri untuk memulai dan menyelesaikan tugasnya dengan baik,dapat mengambil keputusan dan menyelesaikannya dengan penuh semangat, optimis dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah dilakukannya.
Dengan memiliki Nilai Mandiri, reflektif, inovatif, dan berpihak pada murid serta kolaboratif , seorang guru penggerak dapat menerapkan konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sehingga lebih mudah dalam menganalisis suatu masalah, apakah termasuk dilema etika (Benar lawan Benar? atau bujukan moral (Benar lawan Salah) . Melalui implementasi berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional diharapkan bisa meminimalisir kesalahan dalam melakukan pengambilan suatu keputusan. Karena ketika mengambil keputusan dalam kesadaran penuh dan memenuhi kebutuhan.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Coaching adalah "....bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. "
Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan
baik.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship
skills) untuk mengambil keputusan
Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara kesadaran penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Untuk itu guru harus bisa menguasai kompetensi sosial emosional sehingga dalam pengambilan keputusan bisa dipertanggungjawabkan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti Benar lawan Salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan Benar lawan Benar.
Dalam kasus yang termasuk bujukan moral (benar atau salah) hati nurani ingin memilih yang benar tetapi sistem memaksa kita untuk memilih yang salah, bagaimana cara kita agar bisa konsisten memilih yang benar tanpa melawan sistem yang ada?
Apabila permasalahan yang kita dihadapi adalah bujukan moral, maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran.
Disadari atau tidak terkadang guru sering menghadapi dilema etika antara keluarga dan sekolah. Bagaimana cara guru mengambil keputusan agar guru tetap profesional dalam menjalankan tugasnya?
Untuk pengambilan keputusan permasalahan dilema etika menerapkan 3 prinsip yaitu :
Berpikir Berbasis Hasil Akhir
Berpikir Berbasis Peraturan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Paradigma budaya positif menciptakan lingkungan dan kondisi yang kita harapkan bersama, maka perlu suatu perubahan pendekatan yang sistematis. Pendekatan Inkuiri Apresiatif dan BAGJA yang paling tepat kita terapkan.
Setelah melalui tahapan konsep pengambilan dan pengujian keputusan yang sesuai dengan kaidah, diharapkan tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam kasus dilema etika, pada dasarnya apapun keputusan dapat dibenarkan secara moral. Tetapi, perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Apakah keputusan tersebut berprinsip berpikir berbasis hasil akhir, berbasis peraturan yang menyadari keputusan yang kita ambil, serta kita harus menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli. Sehingga menghasilkan keputusan yang tepat.
Kesulitan di lingkungan saya adalah mindset guru yang sulit untuk berubah dari paradigma lama seperti, pandangan bahwa pekerjaan yang sudah banyak jangan ditambah lagi dengan beban pikiran dan beban tugas yang baru. Selain itu, dari pribadi saya juga masih ada kesulitan dalam hal konsistensi menjalankan seluruh rangkaian PGP ini, saya memiliki rasa kekhawatiran bahwa setelah program ini selesai saya masih belum mampu sepenuhnya mengimplementasikan materi-materi yang saya dapatkan.
Tetapi saya percaya semua butuh proses maka jalani saja prosesnya dengan hati yang ikhlas, jika kita ikhlas maka segala sesuatu akan menjadi mudah. Semoga ilmu yang saya dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.
Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Setelah konsep pengambilan dan pengujian keputusan dilaksanakan dengan tepat, pembelajaran berdiferensiasi dan berkompetensi sosial emosional serta coaching diterapkan sepenuhnya, maka tercipta lingkungan yang nyaman, aman dan kondusif sehingga kualitas pendidikan bisa terjaga dengan baik.
Dengan demikian saya rasa apa yang di pikirkan KHD tentang memerdekakan murid bisa tercapai. Murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya tanpa ada rasa tertekan dan terpaksa. Murid bisa merasa senang dan bebas berekpresi mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sekolah adalah ‘institusi moral’, yang dirancang untuk mengajarkan norma-norma sosial. Guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam tumbuh kembangnya potensi murid.
Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
Guru atau pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan-keputusan yang diambil dalam lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan murid.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya dapat tarik dari pembelajaran modul materi 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran dan modul - modul sebelumnya yaitu Kita sebagai pendidik harus betul-betul memperhatikan kebutuhan setiap murid agar masa depan mereka adalah yang terbaik.
Keputusan-keputusan yang kita ambil dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan berkompetensi Sosial Emosional, melalui pendekatan yang sistematis inkuiri apresiatif, coching, menciptakan budaya positif, merupakan aksi nyata seorang guru dalam menjalankan nilai dan perannya sebagai pendidik. Sesuai dengan pemikiran KHD yang dijadikan semboyan pendidikan " Ing Ngarso Sungtolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani " Di depan sebagai teladan atau panutan, ditengah memotivasi, dan dibelakang memberikan dorongan atau dukungan.
Sehingga apa yang menjadi tujuan PGP bisa tercapai. PGP bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Demikian paparan tugas modul 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
Akhir kata. Saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalam
Penulis.
Ratnawati, S. Pd. I
CGP Angkatan 4 Kab Cirebon
(SMPN 2 Suranenggala)
Perlu belajar lagi. Semangat
BalasHapus